AuthorBambang Sutrisno

Home»Articles Posted by Bambang Sutrisno (Page 8)

Penerima Beasiswa MAB Mengikuti Youth Camp 2016 Young Locavore

Dua Penerima Beasiswa MAB terpilih mengikuti Youth Camp 2016 ‘Young Locavore’ pada 23-24 April 2016 yang bertempat di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. Mereka adalah Kukuh Lolana (Teknik Industri angkatan 2014) dan Suha Sidratul Yahya (Teknik Metalurgi dan Material angkatan 2014). Acara yang dikhususkan untuk anak muda yang peduli terhadap isu pangan lokal tersebut diselenggarakan oleh Perkumpulan Indonesia Berseru, Aliansi Desa Sejahtera dan GROW(Oxfam di Indonesia).

Melalui tema ‘Menikmati pangan dan mamahami siatuasi pangan di negeri agraris dan bahari’ di kegiatan Youth Camp 2016, para peserta diajak untuk berpikir dan merencanakan tindakan yang cerdas dan tepat dalam merespon situasi pangan kita. Selama 2 hari, mereka bersama mengeksplorasi situasi pangan negeri tercinta ini, sumber daya laut kita, mulai untuk mengenal siapa produsen pangan kita, diantaranya nelayan kita, bagaimana kondisi mereka dan memahami bahwa pola makan kita membentuk masa depan kita.

Berdasarkan data dari BKBN tahun 2013, jumlah penduduk usia muda di Indonesia sekitar 70 juta atau 28% dari total jumlah penduduk keseluruhan. Tantangan yang dihadapi anak muda di era global ini sangat besar. Terkait pangan misalnya, jika sehari-hari anak muda lebih akrab dengan hal-hal berkaitan dengan makan dimana, dengan siapa, enak atau tidak, harganya sesuai kantong kah?

Maka, dalam kegiatan Youth Camp ini mereka akan menggali lebih jauh tentang situasi pangan di negeri kita. Urusan pangan menjadi tanggung jawab negara untuk melindungi masyarakatnya, termasuk juga anak muda. Dengan jumlah penghasil pangan yang semakin berkurang, lahan pangan yang menyempit, bagaimana kita melihatdan menempatkan pangan kita. Sementara sumber daya laut Indonesia berlimpah, tetapi sebagian besar nelayan hidup miskin, ikan segar jarang dinikmati masyarakat, garam diimpor, mangrove menghilang, pantai-pantainya ditimbun berbagai alasan.

Sumber: Aliansi Desa Sejahtera

Semangat Baru di Rumah ‘Baru’ Pondokan MAB

Akhir April menjadi awal untuk memulai semangat baru kembali. Setelah #9DaysofChallenge untuk menggiatkan semangat kami dalam menjalani aktivitas rutin di pagi hari yaitu Sholat Subuh berjama’ah di masjid dan kajian pagi, kini semangat perubahan itu muncul dalam suasana baru. Ya, semangat itu muncul karena kini kami memulainya dalam suasana baru Rumah Pondokan MAB.

Akhir April lalu, kami memulai pindahan dari lokasi Pondokan MAB sebelumnya di Puri Kukusan 4G, Kukusan ke lokasi baru Rumah Pondokan MAB di Permata Darussalam G5, Kukusan. Semoga suasana baru di Rumah ‘baru’ Pondokan MAB bisa menjadi penyemangat bagi kami untuk terus berkarya menjadi sarjana teknik yang bermanfaat kelak bagi Indonesia.

Beasiswa Pondokan MAB bagi kami tidak hanya sebagai sebuah tempat tinggal, tetapi disinilah rumah kami sebenarnya. Tempat untuk kami istirahat kembali pulang setelah seharian berjuang menuntut ilmu, tempat untuk kami melepas kerinduan kepada keluarga yang jauh disana, dan tempat kami belajar untuk menjadi insan-insan yang kelak bisa memberikan kebermanfaatan bagi nusa dan bangsa.

Dari sinilah semangat itu kami mulai, di Rumah Pondokan MAB…

Penerima Beasiswa MAB Berbagi Cerita melalui Gambar ‘River Of Life’

Gathering Penerima Beasiswa MAB Bulan April 2016

Pada Sabtu, 16 April 2016 bertempat di Pondokan MAB Putera diadakan Gathering Bulan April penerima Beasiswa Pondokan MAB dengan tema “Learn with Fun Ways”. Berbeda dengan kegiatan pertemuan sebelumnya, pada kesempatan kali ini acara disusun sedemikian rupa dengan rangkaian games edukatif yang berkaitan dengan melatih konsentrasi, kerjasama dalam tim dan mengenal potensi diri masing-masing. Bertindak sebagai fasilitator Sdr. Bambang Sutrisno.

Permainan pertama yang dimainkan yaitu Seven Up Boom yang berkaitan dengan konsentrasi dan fokus. Selanjutnya Permainan Zip-Zep-Zop menjadi tantangan berikutnya untuk kembali melatih konsentrasi. Permainan Team’s Tap menjadi permainan ketiga yang melatih kerjasama dalam tim. Hal ini sangat diperlukan bagi seorang mahasiswa karena beberapa tugas di perkuliahan biasanya harus diselesaikan dalam kelompok. Dengan memainkan permainan ini diharapkan terbentuk insight baru yang meningkatkan efisiensi kerja kelompok.

Sesi terakhir menjadi sesi penutup sekaligus inti dari kegiatan pertemuan kali ini. Para penerima beasiswa diminta untuk menggambar ‘River of Life’ masing-masing dimulai sejak lahir hingga saat ini dan beberapa tahun mendatang. River of Life menjadi refleksi diri akan kejadian-kejadian penting yang pernah dialami dan membekas di dalam memori kita masing-masing. Kejadian-kejadian tersebut bisa dalam bentuk hal-hal baik yang membuat kita bangga ketika mengucapkannya, atau dalam bentuk hal yang tidak baik yang membuat kita bisa menitikkan air mata ketika mengingatnya.

Terlepas dari itu, melalui River of Life kita bisa memahami bahwa setiap dari kita memiliki kehidupan yang istimewa yang berbeda satu sama lain. Selama fase kehidupan kita hingga saat ini, ternyata lebih banyak hal-hal baik yang kita dapatkan sebagai anugerah dari Allah SWT. Itulah yang mengharuskan kita lebih banyak beryukur atas anugerah kehidupan yang kita miliki saat ini. Sesi ini juga menjadi awal bagi para penerima beasiswa untuk saling mengenal lebih dalam satu sama lain sehingga bisa menerima kekurangan masing-masing.

Di Pondokan MAB para penerima beasiswa mengenal satu sama lain sebagai keluarga yang saling menguatkan di tanah rantau. Semoga kelak cita-cita yang diimpikan bisa kami raih di masa mendatang. (BS)

Mahasiswa Penerima Beasiswa MAB Berprestasi Bulan Maret 2016

Penerima Beasiswa MAB dituntut untuk berprestasi di setiap bulannya. Laporan prestasi ini sebagai bagian dari peningkatan kapasitas diri masing-masing penerima untuk tidak sekedar menjadi mahasiswa yang biasa-biasa saja, tetapi menjadi mahasiswa yang memiliki segudang prestasi.

Dari hasil laporan prestasi penerima beasiswa MAB di bulan maret, terpilihlah mahasiswa paling berprestasi pondokan MAB untuk bulan maret yaitu Kukuh Lolana, mahasiswa Teknik Industri angkatan 2014.

Pada Bulan maret, Lola berhasil terpilih menjadi asisten lab. Statistik dan Rekayasa Kualitas di Departemen Teknik Industri, Universitas Indonesia. Salah satu tulisannya terpilih dalam OA Line Astra Career. Selain itu, ia juga menantang dirinya untuk mengikuti berbagai peluang kompetisi dan kegiatan yang masih menunggu pengumumannya saat ini, seperti Asean Youth Volunteer Program 2016.

Semoga bisa menginspirasi para penerima beasiswa MAB lainnya untuk berprestasi dan berkarya!

‪#‎PenerimaBeasiswaMAB‬ ‪#‎BeasiswaMAB‬

Tingkatkan Bahasa Inggris, Yayasan MAB membuka Kelas Belajar Bahasa Inggris bagi Penerimanya

Kelas Belajar Bahasa Inggris dibuka untuk Penerima Beasiswa MAB

Di era modern ini, Bahasa inggris menjadi kemampuan yang wajib dimiliki oleh lulusan sarjana S1. Tantangan global dimulainya Masyarakat Ekonomi ASEAN Desember lalu, membuat Bahasa inggris menjadi bahasa kedua. Tak jarang, dalam percakapan sehari-hari sudah tidak asing lagi kita mendengar obrolan ataupun bacaan yang semuanya berbahasa inggris.

Sebagai calon lulusan sarjana teknik, para penerima beasiswa MAB dituntut untuk memiliki kemampuan bahasa inggris yang cukup memadai. Maka dari itu, sejak bulan Maret 2016, Yayasan MAB kembali membuka kelas belajar bahasa inggris bagi para penerima beasiswa MAB, khususnya beasiswa Pondokan.

Kelas belajar bahasa inggris MAB berfokus pada peningkatan TOEFL dengan metode latihan yang intensif dipadukan dengan speaking. Yayasan MAB mendatangkan guru khusus yang merupakan pengajar LBI UI dan MPK Bahasa Inggris di UI. Kelas yang diadakan setiap kamis pukul 17.00-19.00 WIB tersebut menempati ruang kelas di FTUI dan diadakan khusus seperti layaknya kelas kuliah biasa. Kelas tersebut diikuti oleh 19 Penerima Beasiswa MAB.

Harapannya melalui kelas belajar bahasa inggris ini, kemampuan bahasa inggris para penerima beasiswa MAB bisa meningkat sehingga bisa meningkatkan daya saing yang unggul di kancal global sebagai lulusan sarjana teknik UI. (BS)

Yayasan MAB Salurkan Beasiswa Pendidikan Senilai 72 Juta

penerima beasiswa alumni ftui 2016

Yayasan Mata Air Biru (MAB) sebagai sebuah lembaga sosial milik alumni FTUI kembali memberikan beasiswa kepada mahasiswa dan karyawan FTUI untuk periode semester genap 2015-2016. Pemberian beasiswa ini merupakan wujud bakti dan kepedulian Alumni FTUI kepada almamater FTUI untuk meningkatkan kualitas pendidikan di lingkungan  FTUI.

Seremonial penyerahan beasiswa dilakukan pada 22 Maret 2016 bertempat di Lobby Engineering Center FTUI dan dihadiri oleh Manajer Kerjasama, Kemahasiswaan, Alumni dan Ventura FTUI, Prof. Dr. Heri Hermansyah, ST., M.Eng. Dalam sambutannya Prof. Heri menyampaikan ucapan selamat kepada penerima beasiswa dan berharap beasiswa MAB bisa membantu mahasiswa, anak karyawan dan anak alumni untuk meningkatkan prestasi belajarnya.

Pada periode ini, Yayasan MAB memberikan beasiswa kepada 40 penerima beasiswa yang terdiri dari 32 mahasiswa FTUI, 6 putra/I karywasan FTUI dan 2 anak alumni FTUI dengan total senilai Rp 72 Juta. Berbeda dari periode sebelumnya, pada periode ini Yayasan MAB menambahkan beasiswa untuk anak alumni FTUI yang membutuhkan. Beasiswa MAB periode semester ini terdiri dari 5 macam beasiswa yaitu Beasiswa MAB Prestasi, Beasiswa MAB Reguler Mahasiswa, Beasiswa MAB Skripsi, Beasiswa MAB untuk Putra/I Karyawan FTUI dan Beasiswa MAB untuk anak alumni FTUI yang membutuhkan.

Beasiswa MAB Prestasi diberikan kepada 8 mahasiswa angkatan 2013 dan 2014 dengan total Rp 40 Juta. Beasiswa MAB Reguler mahasiswa diberikan kepada 10 Mahasiswa dengan total Rp 10 Juta, sedangkan Beasiswa MAB Skripsi diberikan kepada 14 Mahasiswa tingkat akhir dengan total Rp 14 Juta. Beasiswa MAB untuk Putra/I Karyawan FTUI pada periode ini diberikan kepada 6 Karyawan FTUI dengan total Rp 6 Juta.

Sebagian besar dana beasiswa merupakan sumbangan dari donatur Yayasan MAB yang merupakan alumni FTUI dan relasinya, serta kerjasama dengan perusahaan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR)- nya. Selama 12 tahun, Yayasan MAB terus berusaha konsisten menjadi lembaga nirlaba milik alumni FTUI untuk memajukan pendidikan di FTUI melalui penyaluran beasiswa pendidikan dari alumni FTUI. Kami berharap Yayasan MAB bisa terus menjadi wadah bagi alumni untuk berkontribusi balik kepada almamater FTUI melalui pemberian beasiswa. (BS)

Gallery Foto :

BTA MAB Gelar Perayaan 1 Dasawarsa sebagai Unit Usaha Yayasan MAB

Kepala cabang BTA dan pengurus Yayasan MAB

BTA MAB Gelar Perayaan 1 Dasawarsa sebagai Unit Usaha Yayasan MAB

Pada Sabtu, 19 Maret 2016 diadakan perayaan 1 Dasawarsa BTA MAB bertempat di BTA MAB, Jalan Siliwangi, Depok. BTA MAB merupakan sebuah unit usaha Yayasan MAB berupa bimbingan belajar yang dimotori oleh dua orang alumni fakultas Teknik UI yaitu Tribuana (Elektro 2002) dan Priyanto (Metalurgi 2002). BTA MAB pertama kali didirikan pada tahun 2006 hingga kini sudah berkembang menjadi delapan cabang BTA yang tersebar di Depok.

Di bawah tangan dingin Priyanto dan Buana, hingga kini BTA MAB terus konsisten berkontribusi bagi Yayasan MAB dengan memberikan sharing profit setiap tahunnya untuk keberlanjutan Yayasan MAB yang nantinya akan disalurkan dalam bentuk beasiswa MAB.

Dalam perayaan tersebut, selain dihadiri oleh para kepala cabang BTA di bawah manajemen BTA MAB dan pengurus Yayasan MAB, juga dihadiri oleh pengajar dan siswa pertama BTA MAB. Sebagai bentuk apresiasi, BTA MAB memberikan kenang-kenangan kepada siswa pertama BTA MAB yaitu Hendra yang kini sudah menyelesaikan studi S2 nya di Shanghai dalam bidang Electrical Engineering. Selain memberikan apresiasi kepada siswa pertama, pengajar senior juga mendapatkan apresiasi yaitu Kak Kiki (FIB UI 2009).

Dalam sambutannya, Priyanto menyampaikan rasa bersyukurnya atas capaian BTA MAB sehingga bisa bertahan hingga 1 dasawarsa. Dimulai dengan 10 siswa yang menjadi siswa pertama BTA, Anto dan Buana tak kenal menyerah mengembangkan BTA MAB hingga bisa bertahan sampai sekarang dan mempunyai delapan cabang. Semoga perayaan 1 Dasawarsa BTA MAB bisa menjadi momentum yang baik bagi BTA MAB untuk terus memajukan usahanya lebih berkembang dan terus berlanjut di masa yang akan datang. (b5)

Gallery Foto :

[Pengumuman] Penerima Beasiswa MAB Periode Semester Genap 2015/2016

Beasiswa dari alumni untuk mahasiswa

Yayasan Mata Air Biru kembali memberikan Beasiswa Pendidikan bagi civitas akademika FTUI yang meliputi beasiswa bagi mahasiswa dan putra/i karyawan FTUI. Pada periode ini, Yayasan MAB juga memberikan beasiswa kepada dua orang anak alumni FTUI.

Beberapa waktu lalu, Yayasan MAB telah melakukan pembukaan pendaftaran Beasiswa MAB yang meliputi Beasiswa Reguler Mahasiswa, Beasiswa Skripsi dan Beasiswa Reguler untuk Putra/i karyawan FTUI. Setelah melalui proses seleksi, verifikasi dan rekomendasi dari pihak kemahasiswaan Fakultas Teknik Universitas Indonesia, kami ucapkan selamat kepada mahasiswa dan karyawan FTUI berikut yang berhasil menjadi penerima Beasiswa MAB periode semester ini. Semoga Beasiswa MAB ini bisa membantu meningkatkan prestasi akademik dan produktifitas pendidikan demi bangsa yang lebih maju di masa mendatang.

Berikut adalah daftar penerima Beasiswa MAB periode semester genap 2015/2016.

Beasiswa Reguler Mahasiswa

BEASISWA REGULER MAHASISWA

Penerima Beasiswa Reguler Mahasiswa

Beasiswa Skripsi MAB

BEASISWA SKRIPSI

beasiswa skripsi mahasiswa

Beasiswa Reguler untuk Putra putri karyawan FTUI

BEASISWA UNTUK PUTRA/I KARYAWAN FTUI

beasiswa untuk putra karyawan

Catatan :

  1. Prosesi penyerahan beasiswa secara simbolik akan dilakukan pada hari Selasa, 22 Maret 2016 Pukul 09.00 WIB bertempat di EC.206 (Kemahasiswaan FTUI)
  2. Keputusan ini adalah final dan mutlak berdasarkan keputusan dari Pihak Yayasan MAB dan Kemahasiswaan Fakultas Teknik UI.
  3. Beasiswa akan ditransfer ke rekening yang tercantum saat pendaftaran. Bila ada koreksi no. rekening bisa segera memberitahukan ke Sdr. Bambang (08978610051) atau via email beasiswa.mab@gmail.com

Hidup Lebih Teratur, Why not?

Hidup Lebih Teratur, Why not?

Semenjak statusku berubah menjadi mahasiswa, status alamat rumahku pun berubah menjadi alamat kosan, karena aku harus merantau untuk berkuliah. Aku hidup sendiri di kota orang sehingga harus mengandalkan diriku sendiri dalam melakukan apapun. Semenjak itu, aku banyak belajar bahwa hidup lebih teratur dapat meningkatkan kualitas hidupku menjadi lebih baik lagi. Lets check it out apa yang aku lakukan untuk membiasakan hidup lebih teratur ini.

  1. Menyimpan barang ke tempat asal

kamar kost rapi

Hal ini mungkin kedengarannya sangat simple sekali. Tetapi, hal ini sangat berdampak besar. Mungkin kalian pernah mendengar quotes dari 9gag.com yaitu “If your mom can’t find it, its gone” yang artinya jika ibumu tidak bisa menemukannya, berarti barang yang kamu cari itu hilang. Entah itu cuma sugesti atau tidak, tetapi aku sendiri sering mengalaminya. Ibu sering menasehati bahwa untuk mencari barang jangan hanya menggunakan mulut, tetapi gunakanlah mata untuk mencari. Ini mungkin melihat kebiasanku yang suka bertanya barang yang aku cari ke ibu, bukan langsung mencari ke tempat barang itu biasa disimpan.

Semenjak ngekos, tidak ada yang bisa ditanyai mengenai keberadaan barangku. Tidak ada lagi ibu yang dapat dapat aku andalkan untuk mencari barangku yang hilang di kosan. Hal ini membuatku selalu membiasakan untuk menyimpan barang ke tempat asalnya. Jadi aku tidak perlu mencari barang karena lupa menyimpannya. Hidupku menjadi lebih efektif and no more wasting time hanya untuk mencari barang.

  1. Konsepkan harimu

to do list

Hidup sendiri jauh dari orang tua membuatku harus mengatur waktu dengan baik. Sewaktu awal berkuliah, aku sering skip atau melupakan bebarapa hal kecil yang berdampak besar di kemudian hari. Ujung-ujungnya aku menyesal. Belajar dari ini, aku selalu menulis apa pun hal yang harus aku lakukan beserta deadlinenya di notes kecil and checklist when you’re done. Jika kamu tidak punya notes kecil, kamu bisa menggunakan notes yang ada di smartphone kamu.

Nah, dari to-do-list yang kamu buat, kamu dapat mengkonsepkan harimu. Malam sebelum tidur atau pagi hari sebelum memulai aktivitas, biasakan diri untuk membaca notes yang kamu buat sambil memikirkan apa yang akan kamu lakukan esok hari atau hari itu. Setidaknya ada target apa yang harus kamu selesaikan untuk setiap harinya, sehingga kamu terjadwal, tidak terburu-buru dan lebih produktif. Deadline yang ada dapat membuatmu menentukan skala prioritas apa yang mesti dilakukan terlebih dahulu. Kamu punya gambaran apa yang harus dilakukan secepatnya, dan apa yang dapat ditunda.

Menjadwalkan harimu membuat kamu dapat menyelesaikan tugas kuliah dengan baik. Tidak ada lagi alasan bahwa kamu lupa mengerjakan tugasmu atau lupa belajar buat kuis esok hari. Hal ini pastinya akan berdampak baik terhadap prestasimu akademismu.

Kamu juga akan lebih profesional jika berhubungan dengan orang lain. Kejadian lupa atau terlambat akan janji dapat dihindari. Ketika kita berhasil membangun relasi dengan baik, banyak hal positif yang akan menanti kita di kemudian hari.

  1. Reward and punishment for your continuous improvement

reward_yourself

Menurutku, part yang paling susah dari melakukan sesuatu adalah memulainya. Sama halnya seperti memulai membiasakan hidup teratur ini. Awalnya aku melakukan banyak adaptasi supaya dapat hidup teratur. Kekonsistenan dituntut pada masa adaptasi ini. Akhirnya aku memutuskan membuat peraturan reward and punishment for myself. Misalnya, aku akan makan enak atau membeli es krim jika target hari itu tercapai. Hal-hal kecil seperti ini terkadang membuatku semangat. Akhirnya lama-kelamaan kita mulai terbiasa untuk menjadi teratur.

So, mulailah belajar untuk lebih teratur mulai dari hal kecil. Mungkin awalnya akan terasa berat. Akan tetapi, mengingat banyaknya manfaat yang kita dapat dari hidup lebih teratur ini, siapa takut untuk mencoba?

—–

TENTANG PENULIS

Kukuh Lolana Mahasiswa Teknik Industri UIKukuh Lolana atau yang akrab disapa Lola adalah mahasiswa jurusan Teknik Industri Universitas Indonesia angkatan 2014. Lola merupakan mahasiswa rantau asal Pontianak, Kalimantan Barat dan saat ini menjadi salah satu penerima beasiswa dari Yayasan Mata Air Biru. Mahasiswi yang juga aktif di kegiatan kemahasiswa di fakultas teknik UI ini memegang prinsip hidup “Keraslah pada dirimu maka kehidupan akan takluk padamu, jika kita lunak terhadap diri kita maka kehidupan akan keras pada kita”.

Cerita Gathering Pondokan MAB : Pesan Semangat Meraih Cita-Cita dari Ibunda MAB

Kunjungan Bu dijan dan Bu Tin

“Kadang seorang teman bisa lebih dekat dari saudara, meskipun tanpa ikatan darah” Pondokan MAB, 9 Maret 2016

Pondokan MAB (9/03), Aktivitas bulanan Pondokan MAB yaitu Gathering Pondokan pada bulan Maret menghadirkan Bu Sri Dijan Tjahjati (Alumni T. Sipil angkatan 1979) dan Bu Endang Ripmiatin (Alumni T. Elektro angkatan 1979). Bu Dijan selaku ketua Yayasan MAB dan Bu Tin selaku sekretaris Yayasan MAB hadir untuk bertemu dengan para penerima Beasiswa Pondokan MAB sekaligus berbagi cerita mengenai Yayasan MAB.

Sesi santai pagi itu dimulai dengan perkenalan seluruh penerima beasiswa Pondokan MAB dilanjutkan dengan berbagi cerita mengenai kesibukan masing-masing. Beberapa penerima beasiswa Pondokan MAB adalah angkatan 2012 yang saat ini sedang menyusun skripsi.

Bu Dijan dan Bu Tin selain menceritakan tentang sejarah Yayasan MAB pun bernostalgia dengan menceritakan kenangan selama masa kuliahnya dahulu. Bu Dijan berpesan untuk senantiasa memiliki semangat dalam meraih sesuatu dan memegang teguh kejujuran sebagai dasarnya.

“Kalian harus memiliki semangat. Karena dimana ada semangat dan kemauan, apapun bisa diraih. Jangan lupa juga memegang teguh kejujuran.” Pesan Bu Dijan.

Sementara Bu Tin menekankan penerima beasiswa untuk bersungguh-sungguh dalam belajar Bahasa inggris. “Kalian harus bersungguh-sungguh dalam belajar Bahasa inggris karena itu penting. Selain pintar berbahasa inggris, juga perlu belajar cara penyampaian yang baik dalam Bahasa inggris.”

Menjelang akhir sesi, Bu Dijan dan Bu Tin memberikan kesempatan kepada penerima beasiswa pondokan MAB untuk menyampaikan masukan ataupun pesan untuk Yayasan MAB. Farudin, penerima beasiswa asal Muna, Sulawesi Tenggara yang kini duduk di semester 2 jurusan teknik industri menggungkapkan terima kasihnya kepada Yayasan MAB yang telah memberikan kesempatan kepadanya untuk mendapatkan beasiswa Pondokan MAB.

“Saya merasa bersyukur setelah tinggal di Pondokan MAB saya mengalami perubahan posistif dalam diri saya.” Ucap Udin.

Selain itu, Awa yang juga penerima beasiswa asal Bandung mengungkapkan terima kasihnya telah diberikan kesempatan menjadi keluarga besar Pondokan MAB. Ia berharap bisa terus menjadi bagian dari keluarga MAB sampai kapanpun.

Sesi hari itu ditutup dengan berfoto bersama. Bagi kami, kehadiran Bu Dijan dan Bu Tin bisa menjadi penyemangat kami untuk bisa lebih semangat menghadapi hari-hari perkuliahan. Adanya mereka sebagai Ibu kami di perantauan mengobati rasa rindu kepada kedua orang tua kami di kampung halaman.

Di Pondokan MAB ini, kami adalah satu keluarga, meski tanpa ikatan darah.

Seperti Awang Pemuji bilang “MAB=Keluarga”.

Keluargalah tempat kita pulang, seperti kata Agus Budiansyah, “MAB adalah tempat kembali pulang dan berancang-ancang untuk menang”.

Meskipun, di MAB kami hidup bersama dengan teman seperjuangan yang berbeda-beda daerahnya, seperti kata Bayu Eko, “MAB adalah tempat menumbuhkan rasa cinta pada Indonesia, karena Indonesia Heterogen, dan di MAB juga heterogen”. Tetapi, mungkin seperti kata Suha S Yahya kalau “Menjadi bagian MAB adalah berkah dan petunjuk Allah agar bisa menjadi mahasiswa aktif dan Berprestasi.”

Akhirnya kami berharap seperti Nurhidayatun Nisa pernah bilang semoga “Mata Air Biru selalu mengalirkan kebermanfaatan dan inspirasi”. (BS)

Â