E-Newsletter MAB #6 Edisi Maret 2015
*|MC:SUBJECT|*
|
*|MC:SUBJECT|*
|
Depok (19/03), Yayasan Mata Air Biru (MAB) sebagai sebuah lembaga sosial milik alumni FTUI kembali memberikan beasiswa kepada mahasiswa dan karyawan FT UI untuk periode semester genap 2014-2015. Pemberian beasiswa ini merupakan wujud bakti dan kepedulian Alumni FTUI kepada almamater FTUI dalam meningkatkan pendidikan di lingkungan FTUI. Bertempat di Gd. Engineering Center R. 203, turut hadir dalam prosesi penyerahan Beasiswa MAB, Dekan FTUI, Prof. Dr. Ir. Dedi Priadi, DEA dengan didampingi Manajer Kerjasama, Kemahasiswaan, Alumni & Ventura, Prof. Dr. Heri Hermansyah, ST., M.Eng serta perwakilan dari Yayasan MAB, Bu Sri Dijan Tjahjati selaku Ketua Yayasan MAB, Bu Endang Ripmiatin selaku sekretaris dan Pak Alan Marino selaku ketua Pembina Yayasan MAB.
Pada periode ini, Yayasan MAB memberikan beasiswa kepada 42 orang terdiri dari 32 orang Mahasiswa FTUI dan 10 Orang Putra-Putri Karyawan FTUI dengan total senilai Rp 79,5 Juta. Beasiswa tersebut terdiri dari 4 macam beasiswa yaitu Beasiswa MAB Prestasi, Beasiswa MAB Reguler, Beasiswa MAB Skripsi dan Beasiswa MAB Karyawan FT. Beasiswa MAB Prestasi terdiri dari dua angkatan untuk 2011 dan 2013, dimana penerima angkatan 2011 sebanyak 7 Mahasiswa dengan total Rp 24,5 Juta, sedangkan penerima angkatan 2013 sebanyak 5 Mahasiswa dengan total Rp 25 Juta. Untuk Beasiswa MAB Reguler diberikan kepada 9 Mahasiswa dengan total Rp 9 Juta, sedangkan Beasiswa MAB Skripsi diberikan kepada 11 Mahasiswa tingkat akhir dengan total Rp 11 Juta. Tak lupa juga Yayasan MAB memberikan bantuan biaya pendidikan untuk Putra/I Karyawan FTUI yang diberikan kepada 10 Karyawan FTUI dengan total Rp 10 Juta.
Sebagian besar dana beasiswa merupakan sumbangan dari donator yang merupakan alumni FTUI dan relasinya, serta kerjasama dengan perusahaan melalui program CSR nya.  Pada Beasiswa Prestasi Angkatan 2013 yang diberikan Yayasan MAB bekerjasama dengan PT. Aplikanusa Lintasarta. Lintasarta berkomitmen memberikan bantuan beasiswa kepada para penerima beasiswa Prestasi angkatan 2013 ini hingga yang bersangkutan lulus menjadi Sarjana Teknik.
Selama 11 Tahun, Yayasan MAB telah memberikan beasiswa kepada 647 penerima yang berasal dari mahasiswa dan karyawan FTUI dengan total mencapai Rp 909,875,000. Selain Beasiswa MAB, Yayasan MAB juga memberikan Beasiswa berupa Pondokan MAB yang berlokasi di Kukusan Teknik. Saat ini, Pondokan MAB dihuni oleh 17 Mahasiswa FTUI. Di akhir sambutannya, Bu Dijan selaku ketua Yayasan MAB berharap bahwa adanya Yayasan MAB bisa menjadi wadah bagi alumni untuk berkontribusi balik kepada almamater FTUI melalui pemberian beasiswa. (BS)
Oleh Siti Awaliyatul Fajriyah
 Tapi, aku tidak akan lagi menjadi tawananmu. Aku tidak akan lagi menjadi gadis kecil itu yang berbaring terjaga pada malam hari memikirkanmu. Aku bukan lagi anak patah hati yang membuang-buang air matanya untukmu. Cinta tak terbalasku takkan bisa lagi mengahncurkanku. Kau takkan menghancurkanku. Aku tidak akan takluk pada gemerlapnya dirimu dan janji-janji palsumu…. ….. Air mataku bukan lagi milikmu. Dan hatiku bukan lagi tempat suci bagimu.
Reclaim Your Heart – Rebut Kembali Hatimu. Yasmin Mogahed berhasil mengemas sebuah wawasan-mencerahkan tentang cinta, duka dan bahagia dalam sebuah buku yang akan membawa kita pergi ke suatu tempat dimana hanya ada kita dan kekasih kita – Tuhan. Setelah sekian lama Tuhan menunggu kita untuk kembali pada-Nya, sadarkah kita bahwa kita sedang dinanti? Bukan tentang apa yang kita bawa untuk-Nya, tetapi mengenai apa yang kita lakukan dalam masa penantian itu.
Hidup ini adalah perjalanan, dan dunia adalah kendaran kita. Kita berangkat dari rumah – Allah, dan kitapun akan kembali pada-Nya. Namun, kita sering lupa bahwa misi kita di dunia itu adalah untuk kembali. Jangan sampai kita terlalu menikmati perjalanan kita dan kita sadar ketika kita sudah tiba di tempat asal kita. Kesadaran setelah kematian akan percuma, ketika kita melewati kematian, kita bukanlah pergi meninggalkan dunia, tetapi kita kembali – pulang. Disitulah hidup kita sebenarnya. Dalam perjalanan kita, kita tidak lagi bersama kekasih kita dalam ruang fisik. Namun kita terikat hatinya kepada Tuhan. Dalam perjalanan itu pula, kita juga akan melihat banyak hal yang menarik hati kita. Disitulah kita sering melupakan bahwa sebenarnya hati kita hanyalah milik Allah. Dalam masa pengembaraan itu, kita harus mempelajari bintang-bintang, pepohonan, pegunungan yang tertutup salju untuk membaca setiap pesan dibaliknya. Jika tidak, kita hanya akan menjadi seperti orang yang menemnukan pesan dalam botol yang dihias dengan indah, namun ia begitu terpikat oleh botolnya sehingga ia tidak pernah membuka pesannya.
Mengapa orang-orang harus saling meniggalkan? Semua di sekitar kita akan datang dan pergi begitu saja, kadang tak meninggalkan bekas. Cinta, duka dan bahagia akan datang dan pergi. Pertanyaan itu adalah tentang sifat dunia sebagai tempat berlangsungnya momen singkat dan keterikatan sementara. Menyakitkan, ya, jika kita mengisi hati kita dengan dunia yang memang diciptakan untuk ketidaksempurnaan dan kefanaan. Orang-orang pergi, apakah mereka kembali?
“karena sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.â€
(Al-Insyirah (94) : 5)â€
Terkadang Allah mengambil untuk menganugerahi. Bukankah Allah mengambil suami Ummu Salamah hanya untuk menggantikannya dengan Rasulullah? Apakah Yusuf kembali pada ayahnya? Apakah Musa kembali pada ibunya/ apaka Hajar kembali pada Ibrahim? Apakah kesehatan, kekayaan dan anak-anak kembali pada Ayub? Apapun yang diambil oleh Kekasih kita tidak pernah hilang, dan akan dikembalikan saat kepulangan kita pada-Nya.
Dalam perumpamaan lain, kehidupan manusia di duniaa ini seperti samudera, dan perahu adalah hati kita. Kita yang menggerakkan perahu kita untuk menuju suatu tempat dimana kita bermula, Tuhan. Perahu akan seimbang jika air laut itu tetap diluar, tidak memasuki perahu. Ketika air laut sudah masuk ke dalam perahu kita, maka yang ada hanyalah kegoyahan dan lama-kelamaan kita akan tenggelam. Dunia tidak boleh sampai memasuki hati kita, karena yang akan kita dapatkan adalah keterpurukan. Biarlah dunia menjadi sarana untuk kita menuju-Nya. Namun, ada kalanya badai menghantam perahu kita dan kita tenggelam ke dasar lautan. Menyerah hanya akan membuat kita semakin tenggelam. Saat kita tersadar kita sudah tenggelam, kita harus bergegas mengambil mutiara yang ada di dasar lautan dan menata perahu kita kembali untuk kembali pulang. Dengan demikian, ujian ketenggelaman itu tidaklah meruntuhkan kita, justru akan menjadikan kita memiliki nilai lebih yang tidak didapatkan oleh orang yang belum mendapatkan ujian.
Demi mencintai karunia. Kita melupakan pemberi karunia. Seorang anak merengek meminta mobil mainan kepada ibunya karena anak-anak lain pun mendapatkannya. Setelah dibelikan mobil mainan terbaik dipasaran saat itu, sang anak menjadi lupa kepada ibu. Ia menjadi malas membantu ibunya, malas belajar dan lebih senang menghabiskan waktu dengna ‘karunia’ itu dibandingkan dengan ibunya. Kemudian ibu tersebut mengambil kembali mainan tersebut agar anaknya mau belajar dan menemani ibunya kembali. Untuk anak-anak yang sangat mencintai karunia, mungkin ia akan sedih, marah kecewa. Berbeda dengan anak-anak yang mengerti bahwa ada karunia yang lebih besar dibanding mobil mainan. Versi yang sesungguhnya, model yang sesungguhnya. Mobil sungguhan. Ibunya menyuruhnya belajar untuk suatu saat dapat memiliki mobil sungguhan itu. Seperti itu pula kita. Mobil mainan itu adalah dunia, dan mobil sungguhan adalah kehidupan kita sebenarnya setelah kita pulang. Jika semua anak menyadari itu, mungkin anak-anak tidak akan sedih ketika mobil minannya jelek atau bahkan sama sekali tak memiliki mobil mainan, ia tidak akan sedih, marah, kecewa ketika teman-temannya menyombongkan mobil mainannya.ia akan berfokus pada bagaimana cara ia mendapatkan mobil sungguhan itu. Semakin kita dapat melihat hal yang nyata, semakin mudah bagi kita untuk merelakan hal yang tidak nyata.
Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin. Semua urusan baik baginya. Jika endapat kesenangan ia bersyukur, dan bersyukur itu baik baginya. Dan jika mendapat musibah dia bersabar, dan bersabar itu baik baginya.
Turun berat badan, baik atau buruk? Semua itu tergantung pada tujuan. Jika berat badan saya dibawah batas normal dan sudah sangat mengkhawatirkan, maka turun berat badan adalah sebuah musibah. Berbeda halnya ketika kita memiliki berat badan berlebih dan sudah sangat mengkhawatirkan, maka turun berat badan adlaah sebuah hal yang baik. semua tergantung tujuan. Dalam sebuah kegagalan mendapatkan beasiswa, mungkin kita akan bersedih jika tujuan kita adalah dunia. Namun kita akan memetik hal berharga lain dalam kegagalan itu jika tujuan kita adalah kehidupan kita setelah kepulangan. Begitu pula dengan pekerjaan, pasangan hidup dan amanah umat yang kita emban. Semua itu hanyalah alat untuk kita kembali pada-Nya. Jika kita menyadari itu, kita akan berfokus pada bagaimana cara kita “mengendarainyaâ€, bukan pada kendaraan apa yang kita gunakan, berhasilkah semua sarana itu mengantarkan kita kembali ke tempat awal, atau malah melenakan kita dan membuat kita tidak sampai pada tujuan akhir yang merupakan tempat kita bermula juga?
Barang siapa yang telah menghabiskan kehidupannya untuk mencari, ketahuilahbahwa kemurnian dari segala hal dapat ditemukan di dalam sumber. Jika Anda mencari cinta, carilah melalui Tuhan. Jika Anda ingin berpegangan pada keterikatan yang kuat, berikatlah pada Tuhan. Karena selain itu hanyalah sesuatu yang tidak murni tidak pula kokoh. Allah lebih dekat daripada pembuluh darah di leher kita. Mengapa pembuluh darah di leher? Pembuluh ini pembuluh yang paling penting bagi tubuh kita, jika ia terputus, kita segera mati. Bahkan Allah lebih dekat daripada kehidupan kita sendiri. Terkadang kita mencari pertolongan pada pintu-pintu yang mudah kita lihat, yang tentunya itu bukanlah pertolongan sejati. Pertolongan sejati kita bersumber dari Allah, ‘pintu’ yang memang tidak mudah terlihat oleh mata kita.
Kemampuan untuk mudah memaafkan harus didorong oleh kesadaran akan kekurangan dan kesalahan kita sendiri terhadap orang lain. Tapi yang terpenting, kerendahan hati kita harus didorong oleh kenyataan bahwa kita berbuaut salah kepada Kekasih kita setiap hari, dosa dalam kehidupan kita.
Dunia adalah penjara bagi orang beriman dan surga bagi orang kafir.
Kebanyakan orang menasirkan kalimat diatas dengan pendapat bahwa dunia ini adalah kekangan dan penderitaan bagi orang baik, dan kebebasan serta kenikmatan bagi orang kafir. Penulis menggambarkan pemikirannya dalam sebuah cerita. Seorang anak kecil yang sakit parah. Kesakitan itu merupakan kesakitan fisik, bukan jiwa. Jika ia lepas dari wujud fisiknya, tentu kesakitan itu akan hilang. Anak yang menyadari bahwa kesakitan itu adalah penjara, ia menyadari akan ada keadaan dimana kesakitan itu menghilang. Sehingga ketika ia dipisahkan dengan wujud fisiknya, ia akan berserah diri. Berbeda jika anak itu beranggapan bahwa kesakitan itu adalah surga. Keadaan dimana semua orang memanjakannya dan melayani apapun yang ia mau. Ketika ia dipisahkan dengan wujud fisiknya, ia akan menolak karena keadaan itu adalah surganya, tujuannya. Betapa meruginya ia yang sedang dalam keterpurukan namun merasa bahwa itu adalah surga. Orang beriman, jiwanya melekat pada kehidupan sejati, namun orang kafir melekatkan jiwanya pada kehidupan yang sakit ini.
Kita memberi makan tubuh kita karena jika tidak tubuh kita akan mati. Tapi, begitu banyak orang yang membiarkan jiwanya kelaparan. Lupa bahwa jika tidak mengerjakan shalat, jiwa kita akan mati. Dan ironisnya, tubuh yang kita rawat ini bersifat fana, sedangkan jiwa yang kita abaikan justru bersifat abadi. Ketika sedang belajar, berbelanja dan rapat, kita akan ijin jika kita hendak buang air kecil. Karena jika tidak, hal memalukan dan menyakitkan akan menimpa diri kita. Namun berbeda halnya jika adzan berkumandang sat kita belajar, berbelanja dan rapat. Kita akan cenderung menunda bahkan kadang melupakan shalat. Jika kita telisik lagi sejarah perintah shalat, mulanya Allah memerintahkan kita dengan 50 waktu shalat. Kemudian Rasulullah meminta keringanan menjadi 5x karena jika 50x waktu shalat, kita tidak akan bisa melakukan hal lain. Kita renungkan disini, Allah menugaskan kita untuk shalat 50 waktu dalam sehari menyiratkan bahwa, hiduplah untuk shalat. Namun sekarang, bahkan shalat kita hanya jadikan penyela waktu rutinitas kita yang seharusnya rutinitas itu enjadi sela antara shalat-shalat kita.
            Tuhan kita turun selama sepertiga malam terakhir ke langit pertama dan berkata, “ Apakah ada yang berdoa kepadaku untuk kemudian aku kabulkan? Apakah ada yang meminta kepadaku untuk kemudian kuberi? Apakah ada yang memohon ampunanku untuk kemudian kuampuni?â€
Sumber segala kehidupan sudah menawarkan ketiga hal yang begitu kita cari, namun kebanyakan dari kita ‘tidak waras’ dengan meninggalkannya. Dan bahkan beberapa diantara kita yang berusaha bangun di sepertiga malam tanpa mengetahui esensi pertemuankita, hanya sekedar untuk bangun dari tidur tanpa endapatkan apa-apa.
Untuk menilai sebuah buku, kita harus membacanya sebagai sebuah satu kesatuan dan berurut. Tanpa mengetahui keseluruhan ceritanya, kita tidak berhak menilai sebuah buku. Tulisan ini hanya bayangan dari sosok asli buku ‘Reclaim Your Heart’. untuk mendapatkan manfaatnya secraa utuh, sangat direkomendasikan untuk membaca buku tersebut, dan semakin dalam kita menyelami buku in, kita akan semakin menemukan titik asal kita bersama Tuhan kita, -yang seharusnya menjadi- Kekasih kita.
Setelah melalui proses penyeleksian berkas dan rekomendasi dari pihak kemahasiswaan FTUI, akhirnya ditetapkanlah para penerima Beasiswa MAB periode semester genap 2014-2015.
Kami ucapkan selamat kepada para penerima yang namanya tercantum di bawah ini. Semoga Beasiswa MAB ini bermanfaat dan tepat sasaran sebagai sarana kepedulian alumni FTUI dalam meningkatkan pendidikan di lingkungan FTUI dan juga membantu mahasiswa yang mengalami kesulitan biaya.
Beasiswa Reguler
Rizky Kusuma Putri | Teknik Sipil – S1 Reguler |
Anindya Setyo Widiani | Teknik Perkapalan – S1 Reguler |
Wahyu Indra P | Teknik Komputer – S1 Reguler |
Muhammad Zaini | Teknik Komputer – S1 Reguler |
Caryna Arviany | Arsitektur – S1 Reguler |
Mahahera Bastinov Putri | Teknik Kimia – S1 Reguler |
Aulia Rahmi | Teknologi Bioproses – S1 Reguler |
Awang Pemuji | Teknik Metalurgi dan Material – S1 Reg |
Irfan Fawzi | Teknik Industri – S1 Reguler |
Beasiswa Skripsi
Indah Alfira Chairunnisa | Teknik Lingkungan – S1 Reguler |
Yopik Indra Rosyidi | Teknik Perkapalan – S1 Reguler |
Wahyu Rochman Aditama | Teknik Perkapalan – S1 Reguler |
Urwah Syahid Robby | Taknik Komputer – S1 Reguler |
Irsan Mulia | Teknik Komputer – S1 Reguler |
Mushab Abdu Asy syahid | Arsitektur – S1 Reguler |
Anifah | Teknik Kimia – S1 Reguler |
Denis Yanuardi | Teknik Kimia – S1 Reguler |
Dessy Ayu Lestari | Teknik Metalurgi dan Material – S1 Reg |
Wegit Triantoro | Teknik Industri – S1 Reguler |
Triasni Marcarey Lira Sibarani | Teknik Industri – S1 Reguler |
Beasiswa Reguler Karyawan FTUI
Subagyo | DTS |
Hasan | Mesin |
Sukmanih | Metalurgi |
Zulkarnaen | OB |
Mansyur | OB dekanat |
Suryadi | OB Mesin |
Edih Iskandar | OB Metal |
Eko Prihanto | PAF |
Mukiati | PAF |
Yumar | Satpam |
Selain itu, Yayasan MAB juga akan menyalurkan beasiswa prestasi kepada para penerima Beasiswa Prestasi MAB angkatan 2011 dan 2013.
Penerima Beasiswa Prestasi angkatan 2011
Sepinia Indrawati | Teknik Sipil – S1 Reguler |
Muhammad Ghulam Robbani | Teknik Mesin – S1 Reguler |
Ghusaebi | Teknik Elektro – S1 Reguler |
Masrudin | Teknik Metalurgi & Material – S1 Reg |
Fakhri | Arsitektur – S1 Reguler |
Taufik Hidayat Abdullah | Teknologi Bioproses – S1 Reguler |
M Bagus Nurul A | Teknik Industri – S1 Reguler |
Penerima Beasiswa Prestasi angkatan 2013
Liska Kristin Banjarnahor | Teknik Industri – S1 Reguler |
Alfiqie Tanjung | Teknik Elektro – S1 Reguler |
Jaisy M. Algifari | Teknik Lingkungan – S1 Â Reguler |
Muhammad Agus B. | Teknik Elektro – S1 Â Reguler |
Jeremia Jan Chandra P | Teknik Kimia – S1 Reguler |
—–
Kepada para penerima beasiswa MAB yang namanya tercantum di atas, diharapkan kehadirannya dalam acara seremonial penyerahan beasiswa MAB yang akan dilaksanakan pada
Hari/Tanggal : Kamis, 19 Maret 2015
Waktu : Pukul 12.30 – 14.00
Tempat : EC.203
Besar harapan kami agar saudara penerima beasiswa MAB bisa hadir sekaligus silaturrahim dengan pengurus Yayasan MAB sebagai bagian dari Iluni FTUI.
Sebagai Komitmen Yayasan Mata Air Biru untuk terus membantu meningkatkan pendidikan di lingkungan FTUI, Yayasan MAB kembali membuka pendaftaran Beasiswa MAB periode semester genap 2014-2015. Pada periode ini, jenis beasiswa yang akan diberikan berupa Beasiswa Reguler Mahasiswa, Beasiswa Skripsi dan Beasiswa Reguler untuk anak Karyawan FTUI.
Adapun persyaratan yang diperlukan bagi calon penerima yaitu,
Beasiswa Reguler Mahasiswa
- Mahasiswa aktif FTUI
- Memiliki IPK min. 2,75
- Mengumpulkan berkas pengajuan Beasiswa yang terdiri dari :
- Form Beasiswa UI
- Transkrip Nilai (Boleh print SIAK NG)
Beasiswa Skipsi
- Mahasiswa aktif FTUI yang sedang mengambil mata kuliah skripsi
- Mengumpulkan berkas pengajuan Beasiswa yang terdiri dari :
- Form Beasiswa UI
- Bukti IRS sedang mengambil mata kuliah skripsi
Beasiswa Reguler Anak Karyawan
- Karyawan FTUI yang memiliki putra/I sedang menempuh pendidikan mulai dari SD hingga jenjang sarjana
- Mengumpulkan berkas pengajuan Beasiswa yang terdiri dari :
- Surat Pengajuan beasiswa yang dapat diperoleh di Sekretariat Kemahasiswaan
- Fotocopy KK
- Copy nilai rapor sekolah/transkrip nilai putra/I yang diajukan
Semua Berkas dikumpulkan secara langsung di Sekretariat Kemahasiswaan FTUI, Gd. Engineering Center R.205 sebelum tanggal 27 Februari 2015.
Info lebih lengkap dapat menghubungi Sdr. Bambang Sutrisno (08978610051)
“Graduation is a quite happy and proud time. However, the hard work must not be the end. You have to continue to learn and to work even harder than before for getting a better future…â€
Depok (7/2), Penerima beasiswa pondokan MABÂ berhasil menyelesaikan masa studinya dari fakultas teknik jurusan Teknik Perkapalan. Keduanya menyelesaikan studi dalam waktu 3,5 tahun, lebih cepat dibanding masa studi normal 4 tahun.
Mereka adalah Achmad Fatchur Utama dan Teguh Prasetyo Putra. A. Fatchur Utama atau biasa disapa tama adalah mahasiswa asal Jember, Jawa Timur. Dia diterima menjadi mahasiswa angkatan 2011 Universitas Indonesia melalui jalur SNMPTN Undangan, sedangkan Teguh Prasetyo Putra atau yang akrab disapa Teguh adalah mahasiswa asal Padang, Sumatera Barat.
Lulus dalam waktu yang relative cepat, apalagi dari jurusan eksak merupakan hal yang patut dibanggakan. Tama dan Teguh membuktikan bahwa dengan kesungguhan kerja keras semua itu mampu dilewati dengan lancar.
“Keep learning and hopefully you will be successfull too in passing the next chapter of your life…â€
|
|
Jakarta (6/12), PT. Aplikanusa Lintasarta melalui program Corporate Social Responsibility-nya memberikan sumbangan dana beasiswa sebesar Rp 150 juta rupiah kepada Yayasan Mata Air Biru. Sumbangan ini diperuntukkan bagi beasiswa prestasi MAB batch 4 yang diterima oleh lima orang mahasiswa FTUI angkatan 2013.
Beasiswa Prestasi MAB merupakan salah satu program beasiswa dari Yayasan MAB dengan memberikan bantuan biaya kuliah kepada mahasiswa FTUI selama enam semester atau hingga lulus menjadi sarjana teknik. Untuk Beasiswa Prestasi MAB batch 4, nilai beasiswa yang diperoleh sebesar Rp 5 juta rupiah per mahasiswa per semester.
Hingga batch 3, Yayasan MAB telah memberikan beasiswa Prestasi kepada 19 Mahasiswa FTUI mulai dari angkatan 2008 hingga 2011. Adanya sumbangan ini diharapkan mampu memberikan stimulus bagi alumni FTUI lainnya untuk berperan serta memajukan pendidikan di FTUI melalui relasinya. Sebelumnya, Perusahaan Gas Negara(PGN) juga memberikan sumbangan dana bagi beasiswa prestasi MAB batch 1.
|
|
|