MAB Talk #2: Life After Campus (1) dari Kak Mimi dan Kak Elsa
“Di Dunia ini kita bisa jadi apa saja. Pilihlah untuk menjadi orang baik†(Kak Mimi)
“Do yout best! Bukan hanya saat di dunia kerja, tapi dimulai sejak dini di perkuliahan!” (Kak Elsa)
Masa-masa setelah lulus dari kampus menjadi masa-masa yang dikhawatirkan oleh sebagian orang. Menentukan langkah hendak kemana menjadi sangat penting. Disinilah fase life crisis sebagian besar anak muda dimulai. Fase-fase penentuan apakah akan lanjut studi, mencari pekerjaan, memulai bisnis atau menikah menjadi pilihan-pilihan yang perlu dipikirkan secara matang.
Sabtu, 3 Maret lalu, Alumni Beasiswa Pondokan MAB yaitu Kak Elsa Philiani dan Kak Miranda Hasanah berbagi cerita bersama penerima Beasiswa MAB terkait “Life after Campusâ€. Kak Elsa dan Kak Mimi, begitu sapaan akrabnya adalah alumni FT angkatan 2010 dari jurusan Arsitektur dan Teknik Kimia yang menyelesaikan studinya pada tahun 2014 lalu. Hingga kini, setidaknya mereka berdua sudah merasakan dunia kerja minimal setahun.
Sharing Life After Campus ini akan diadakan berseries dengan menghadirkan alumni penerima beasiswa MAB yang telah lulus dari FTUI 1-5 tahun dengan beragam backgorund pengalaman. Perjalanan karir tiap orang mungkin berbeda-beda satu sama lain yang akan menjadikannya bekal meniti karir hingga meraih kesuksesan. First impression ketika mendapatkan pekerjaan pertama sangat menarik untuk dibagikan kepada adik-adik yang juga akan menjadi alumni.
Elsa yang saat ini bekerja sebagai junior architect menuturkan bahwa kita perlu melakukan yang terbaik. “Do your best†besar atau kecil peran yang kita terima dalam pekerjaan. Kita perlu selalu melakukan yang terbaik dalam semua hal, termasuk tugas-tugas kuliah yang diberikan oleh Dosen. Sebagai lulusan UI, terkadang kita memiliki ego yang cukup besar. Padahal, karir itu berproses. Ia yang juga lulusan profesi arsitektur mengalami hal itu ketika mendapatkan tugas yang terlihat sepele yaitu mewarnai. Namun, seiring berjalannya waktu muncul pemahaman akan proses tersebut.
Lain hal nya dengan Mimi yang kini sebagai asisten riset di FTUI. Sebelumnya ia pernah merasakan pengalaman di dunia industri, tetapi asisten riset menjadi pilihannya. Menurutnya ada plus minus dari setiap pekerjaan yang kita pilih. “Kita harus memiliki value untuk menjaga idealisme kita saat bekerja agar tidak mudah terpengaruh oleh orang lain. Karena tidak semua orang yang pekerjaan dengan kita adalah orang baik.” Ia juga menambahkan bahwa bekerja adalah tentang kenyamanan. Ia bersyukur atas pilihan pekerjaan yang ia ambil saat ini sehingga tidak perlu menghabiskan waktu di perjalanan dan berdesakan di Commuter line setiap harinya.
Berikut beberapa poin yang bisa diambil dari Sharing Kak Elsa dan Kak Mimi ;
- Fase saat bekerja menuntut kita untuk menjadi orang yang lebih bertanggung jawab. Kita harus berusaha menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan deadline yang ditetapkan.
- Kita perlu menyiapkan value diri sebelum memasuki dunia kerja agar tidak mudah terpengaruh. Tidak semua teman kerja adalah orang baik.
- Komunikasi dengan teman dekat semasa kuliah sangat penting untuk memberikan semangat dan pandangan. Teman kuliah atau sekolah menjadi pertemanan yang murni karena dimulai ketika kita belum menjadi apa-apa.
- Pilihan untuk resign dari suatu pekerjaan pasti ada. Selagi bisa bertahan, nikmatilah.
- Ada banyak alasan untuk bertahan dari suatu pekerjaan; faktor keluarga, faktor lingkungan dan faktor kenyamanan.
- Komunikasi dengan orang tua sangat penting terkait dengan pekerjaan yang kita pilih.
- Do what you love, and love what you do. Nikmati setiap pekerjaan yang sudah menjadi pilihan kita saat ini.
Sampai bertemu di sharing Life After Campus (2) dan (3) pada 17 dan 24 Maret mendatang!