MAB News

Home»Essay Lepas»Cerita November bersama Rumah Inspirasi MAB

Cerita November bersama Rumah Inspirasi MAB

Kehidupan di Rumah Inspirasi MAB

MAB, terima kasih atas akhir November yang berkesan ini. Banyak kegiatan akhir pekan yang pada akhirnya membuat bonding kami—penerima manfaat pondokan MAB semakin baik. Banyak pula pengalaman seru penuh drama yang menghiasi kegiatan tersebut.

November ini bulan yang sibuk. Setelah pertemuan Gathering 14 Tahun MAB di pekan pertama November, lalu dilanjutkan dengan Forum Perspektif Muda 2045 di pekan ketiga (yang tidak bisa aku ikuti karena bersamaan dengan pelatihan Bidik Misi), pekan terakhir November ditutup dengan fun and refreshment berupa games serta menghadiri Roosseno Cup di Minggunya.

Ada yang lucu saat kami bermain games. Baper karena merasa penilai lebih memihak satu tim atau tidak jelasnya aturan main yang membuat kedua tim salah pengertian. Sebenernya dalam games ini bukan masalah siapa pemenangnya, tetapi apa saja value yang bisa kita ambil.

Sebelum games dimulai, kami diberi potongan kertas kecil yang apabila disatukan maka akan membentuk logo MAB. Esensinya ialah, masing-masing dari kami memiliki peran yang sama penting. Meskipun ada yang memperoleh kertas kecil dan kosong, tetapi jika itu hilang maka tidak akan komplit membentuk satu kesatuan logo MAB.

Jangan pernah merasa bahwa keberadaan kalian atau kita tidak ada artinya sama sekali. Itu salah. Sekecil apapun kemampuan kita —tentu kita tidak akan pernah tahu bahwa sebenernya kemampuan kita tidak sekecil itu jika tidak pernah mencobanya— atau kita merasa bahwa amanah yang diberikan kepada kita itu remeh dan tidak berdampak, lagi-lagi itu salah. Dalam suatu organisasi, sebuah divisi diciptakan untuk sebuah peran. Tidak ada yang lebih penting ataupun tidak lebih penting. Jika salah satu divisi menghilang maka organisasi tersebut berarti gagal.

Menyusun potongan kertas tadi hanyalah pembuka saja, sebagai pemanasan games selanjutnya yang akan lebih seru. Pembagian kelompoknya menurutku unik —dengan games juga— meskipun agak gregetan juga ternyata games ini hanya untuk pembagian kelompok. Intinya di sini kita harus selalu fokus dan waspada. Tidak ada keadaan yang cukup aman. Maka dari itu kita harus berani untuk terus bergerak, jangan hanya diam di tempat ketika ancaman datang.

The real games dimulai. Inti dari semua games ialah; ketika kita berorganisasi atau bekerja sama, kita harus memiliki tujuan dari awal. Mau seperti apa organisasi tersebut nantinya, apa-apa saja yang menjadi tolak ukur kesuksesannya. Setiap anggota suatu organisasi memiliki pikiran dan tujuan masing-masing, hal tersebut tidak bisa dipungkiri. Itulah sebabnya sangat perlu memiliki tujuan bersama sebelum akhirnya semua orang bergerak sendiri-sendiri. Kepercayaan satu sama lain juga penting dalam menjalankan roda organisasi.

Keesokan harinya, kami refreshing bersama para alumni pada acara Roosseno Cup. Roosseno Cup membuatku semakin percaya bahwa anak Fakultas Teknik (FT) memang solid. Roosseno Cup adalah Sebuah Turnamen golf alumni FTUI. Acara ini diadakan di Sentul Highland Golf Club. Kami langsung khilaf ketika Sentul Golf itu ternyata sangat foto-able. Langsung kami cari-cari spot terbaik untuk foto, “Buat stok foto instagram,” begitu  Fadlu bergurau.

Sebenernya saat hunting foto itulah kami menjadi lebih dekat. Dengan berdiskusi, berdebat, mana spot yang bagus. Kemudian setelah kami foto-foto di rerumputan yang ternyata penuh rumput yang suka menempel di pakaian, kami saling menolong untuk mencabuti rumput tersebut.

Udah kebayang ‘kan ya nanti masa depan kalian secara garis besar seperti apa?” itu yang Kak Bambang tanyakan kepada kami di pengujung acara. Sangat senang melihat senior sudah sukses melalui jalan yang saat ini sedang kutempuh. Itu artinya ada banyak kesempatan aku bisa menjadi seperti mereka atau bahkan lebih. Namun aku selalu memiliki kecemasan tersendiri ketika dihadapkan dengan begitu banyak orang sukses. Apakah aku bisa menjadi seperti mereka?

Banyak sekali pengalaman baru yang sangat berharga. MAB selalu tahu kapan kami harus bekerja keras dalam perkuliahan dan kapan harus mengistirahatkan sejenak badan dan menyegarkan kembali otak yang sudah hampir lelah.

Acara-acara di akhir pekan memang selalu bisa memantik kembali semangat dan mengingatkan kami untuk selalu bersyukur atas segala yang kami punya.

Penulis

Ika N. Prasetyaningsih, adalah seorang mahasiswa baru jurusan Teknologi Bioproses angkatan 2017. Ika yang sapaan akrabnya merupakan salah satu penerima Beasiswa Rumah Inspirasi MAB yang berasal dari daerah Wonosobo. Instagram : @ika_nprasetya_

Post Tags - ,

Written by

A Passionate Environmental Leaders concern on education styrofoam and waste issues, an NGO enthusiastic, a social worker who commit happily in voluntary works, A Design Thinker and Adviser for youth movement. Find me more at www.bamsutris.com