Hidup Lebih Teratur, Why not?
Hidup Lebih Teratur, Why not?
Semenjak statusku berubah menjadi mahasiswa, status alamat rumahku pun berubah menjadi alamat kosan, karena aku harus merantau untuk berkuliah. Aku hidup sendiri di kota orang sehingga harus mengandalkan diriku sendiri dalam melakukan apapun. Semenjak itu, aku banyak belajar bahwa hidup lebih teratur dapat meningkatkan kualitas hidupku menjadi lebih baik lagi. Lets check it out apa yang aku lakukan untuk membiasakan hidup lebih teratur ini.
-
Menyimpan barang ke tempat asal
Hal ini mungkin kedengarannya sangat simple sekali. Tetapi, hal ini sangat berdampak besar. Mungkin kalian pernah mendengar quotes dari 9gag.com yaitu “If your mom can’t find it, its gone†yang artinya jika ibumu tidak bisa menemukannya, berarti barang yang kamu cari itu hilang. Entah itu cuma sugesti atau tidak, tetapi aku sendiri sering mengalaminya. Ibu sering menasehati bahwa untuk mencari barang jangan hanya menggunakan mulut, tetapi gunakanlah mata untuk mencari. Ini mungkin melihat kebiasanku yang suka bertanya barang yang aku cari ke ibu, bukan langsung mencari ke tempat barang itu biasa disimpan.
Semenjak ngekos, tidak ada yang bisa ditanyai mengenai keberadaan barangku. Tidak ada lagi ibu yang dapat dapat aku andalkan untuk mencari barangku yang hilang di kosan. Hal ini membuatku selalu membiasakan untuk menyimpan barang ke tempat asalnya. Jadi aku tidak perlu mencari barang karena lupa menyimpannya. Hidupku menjadi lebih efektif and no more wasting time hanya untuk mencari barang.
-
Konsepkan harimu
Hidup sendiri jauh dari orang tua membuatku harus mengatur waktu dengan baik. Sewaktu awal berkuliah, aku sering skip atau melupakan bebarapa hal kecil yang berdampak besar di kemudian hari. Ujung-ujungnya aku menyesal. Belajar dari ini, aku selalu menulis apa pun hal yang harus aku lakukan beserta deadlinenya di notes kecil and checklist when you’re done. Jika kamu tidak punya notes kecil, kamu bisa menggunakan notes yang ada di smartphone kamu.
Nah, dari to-do-list yang kamu buat, kamu dapat mengkonsepkan harimu. Malam sebelum tidur atau pagi hari sebelum memulai aktivitas, biasakan diri untuk membaca notes yang kamu buat sambil memikirkan apa yang akan kamu lakukan esok hari atau hari itu. Setidaknya ada target apa yang harus kamu selesaikan untuk setiap harinya, sehingga kamu terjadwal, tidak terburu-buru dan lebih produktif. Deadline yang ada dapat membuatmu menentukan skala prioritas apa yang mesti dilakukan terlebih dahulu. Kamu punya gambaran apa yang harus dilakukan secepatnya, dan apa yang dapat ditunda.
Menjadwalkan harimu membuat kamu dapat menyelesaikan tugas kuliah dengan baik. Tidak ada lagi alasan bahwa kamu lupa mengerjakan tugasmu atau lupa belajar buat kuis esok hari. Hal ini pastinya akan berdampak baik terhadap prestasimu akademismu.
Kamu juga akan lebih profesional jika berhubungan dengan orang lain. Kejadian lupa atau terlambat akan janji dapat dihindari. Ketika kita berhasil membangun relasi dengan baik, banyak hal positif yang akan menanti kita di kemudian hari.
-
Reward and punishment for your continuous improvement
Menurutku, part yang paling susah dari melakukan sesuatu adalah memulainya. Sama halnya seperti memulai membiasakan hidup teratur ini. Awalnya aku melakukan banyak adaptasi supaya dapat hidup teratur. Kekonsistenan dituntut pada masa adaptasi ini. Akhirnya aku memutuskan membuat peraturan reward and punishment for myself. Misalnya, aku akan makan enak atau membeli es krim jika target hari itu tercapai. Hal-hal kecil seperti ini terkadang membuatku semangat. Akhirnya lama-kelamaan kita mulai terbiasa untuk menjadi teratur.
So, mulailah belajar untuk lebih teratur mulai dari hal kecil. Mungkin awalnya akan terasa berat. Akan tetapi, mengingat banyaknya manfaat yang kita dapat dari hidup lebih teratur ini, siapa takut untuk mencoba?
—–
TENTANG PENULIS
Kukuh Lolana atau yang akrab disapa Lola adalah mahasiswa jurusan Teknik Industri Universitas Indonesia angkatan 2014. Lola merupakan mahasiswa rantau asal Pontianak, Kalimantan Barat dan saat ini menjadi salah satu penerima beasiswa dari Yayasan Mata Air Biru. Mahasiswi yang juga aktif di kegiatan kemahasiswa di fakultas teknik UI ini memegang prinsip hidup “Keraslah pada dirimu maka kehidupan akan takluk padamu, jika kita lunak terhadap diri kita maka kehidupan akan keras pada kita”.