MAB News

Home»Essay Lepas»Life at MAB : Menantang Diri dengan Mengambil Amanah

Life at MAB : Menantang Diri dengan Mengambil Amanah

Penerima Beasiswa MAB Putri

Perkenalkan, Aku Ika Nurkhasanah Prasetyaningsih. Mahasiswa semester dua jurusan Teknologi Bioproses Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Mahasiswa yang sedang menantang diri untuk mengambil peran dan belajar sebanyak-banyaknya, seutuh-utuhnya. Mahasiswa yang sudah dan sedang berusaha merealisasikan apa yang selalu ia tulis dalam motivation letter-nya tiap akan mendaftar organisasi yang alhamdulillah sekarang ia sudah menjadi bagiannya. Begini bunyinya,

. . .

“Menjadi aktif dan kontributif atau menjadi pasif dan tidak peduli merupakan hak pilih masing-masing orang. Bagi saya hidup adalah pendakian prestasi, menyusun kebaikan-kebaikan dan kebermanfaatan menjadi tangga-tangga untuk mencapainya. Prestasi menurut saya adalah ketika saya bisa berhasil mencoba hal baru dan bisa melakukan hal yang saya suka dengan maksimal.”

“Menghadirkan ‘hiu-hiu kecil’ dalam diri berarti senantiasa ingin untuk terus berkembang. Bukan untuk menyiksa kita, namun untuk naik level dan meng-upgrade diri.

“Menghadirkan ‘hiu-hiu kecil’ berarti menonaktifkan mode ‘comfort zone’ dalam diri. Maka sudahkah kita menghadirkan ‘hiu-hiu kecil’ dalam diri kita?”

. . .

Aku berusaha menghadirkan hiu-hiu kecil itu waktu itu. Dan hiu-hiu kecil itu sekarang sudah di depan mata. Hiu-hiu kecil berupa amanah yang cukup banyak jumlahnya. Bukan maksud ingin terlihat hebat atau menjadi mahasiswa superaktif agar disanjung dan dikenal banyak orang. Bukan seperti itu sama sekali. Aku hanya ingin mencari pengalaman sebanyak-banyakya selagi masih bisa dan masih ada kesempatan. Aku ingin memberi kebermanfaatan di banyak ranah, ranah lembaga kemahasiswaan, ranah keilmuan, ranah pengabdian masyarakat, maupun keislaman. Intinya satu, menyebar kebaikan, untuk diri sendiri, organisasi, dan umat.

Hari ini, Jumat, 2 Februari 2017, ada pertemuan perdana semester genap 2017/2018 para penerima beasiswa pondokan MAB sekaligus sosialisasi kegiatan selama satu semester dan sharing apa saja yang ingin dicapai semester ini serta apa saja amanah yang sedang dan akan diemban. Ada banyak hal yang aku pelajari dari sharing teman-teman, entah itu langsung atau pun secara tersirat. Amanah bukan ajang gaya-gayaan. Ada tanggung jawab yang melekat dalam amanah. Dan itu tidak main-main.

Aku berdialog dengan diri sendiri tadi tentang aku dan apa sebenarnya yang ingin aku raih dengan kesibukan-kesibukan yang aku pilih untuk untuk menemaniku menjalani semester dua ini.

Aku bukan mahasiswa jenius dengan IP sempurna, bahkan Cum Laude juga tidak. Tapi aku berani mengambil kegiatan diluar kegiatan akademis lebih banyak dari teman-teman seangkatan yang memiliki IP lebih tinggi. Awalnya, jujur, aku sempat berkecil hati dengan apa yang aku pilih. Gentar memikirkan berapa penuhnya mungkin sore hariku sepanjang weekdays. Namun aku ingat apa yang aku tuliskan di buku agenda harianku, bahwa aku hanya harus menyelesaikan apa yang sudah aku mulai. Menyerah atau berkesah tentang betapa beratnya nanti bukanlah sifat dan sikap seorang pemimpin.

Okay, aku memilih jalan ini karena ada sosok yang selalu akau impikan ada di dalam diriku. Sosok pemimpin. Sosok yang menakjubkan dalam mengelola waktu. Sosok yang tidak pernah melepaskan satu momentum pun. Pemimpin diri sendiri, dan umat (semoga suatu saat bisa, aamiin). Pemimpin yang mampu memberi teladan kepada oorang-orang terdekat. Pemimpin bagi adik dan kebanggaan bagi orang tua. Hingga jika suatu saat adik sudah dewasa dan ia berkata, “Aku ingin seperti kakak,” yang ia contoh dari kakaknya adalah hal-hal baik.

Aku memilih jalan ini karena aku ingin menjelma menjadi seorang pemberani yang sarat pengalaman. Aku memilih jalan ini karena aku ingin tahu banyak hal. Aku ingin berhenti berkata “Aduh aku tidak bisa karena aku belum pernah melakukannya.” Atau “Aduh aku akan kesulitan nanti karena sama sekali tidak tahu dan tidak pernah bersentuhan dengan itu.” Atau aduh aduh yang lain. Aku ingin mencari tahu sekarang. Semua butuh awalan. Aku mengatakan bahwa ini momen yang bagus untuk mengawali.

Semua akan siap ketika aku siap. Dan aku sudah siap! Doakan.

. . .

Penulis :

Ika N. Prasetyaningsih, merupakan mahasiswi Teknologi Bioproses angkatan 2017. Ika adalah salah satu penerima beasiswa Pondokan MAB yang berasal dari daerah Wonosobo, Jawa Tengah. Mengenal ika lebih dekat di @ika_Nprasetya_

Post Tags -

Written by

Rumah Inspirasi MAB menjadi rumah tinggal sekaligus wadah belajar dan pengembangan diri bagi mahasiswa rantau yang sedang kuliah di Fakultas Teknik Universitas Indonesia.